Travelling

Travelling
me heart beach

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
Dreamer, such a extraordinary girl who loving live, fall often but still trying to be the best lover :) Lil bit crazy and cranky but u will regret if u don't like me :)

Saturday, September 25, 2010

Esensi kebersamaan

Okay, again, aku kembali terjebak dalam sebuah rasa nyaman dengan seorang pria.


Bagus, means aku masih normal
Tapi yang jadi kendala adalah saat aku merasa terisi selalu saja ada yang salah.
Kali ini yang salah adalah kami berdua sama - sama mencari pasangan hidup yang seagama dan kami tidak seagama.


Cuma sebulan memang hubungan kami, tapi menemukan orang yang bisa seirama seperti ini tidak mungkin hanya butuh waktu sebulan bukan?


Kami sama - sama mundur....for good...
Sebelum semua jadi lebih rumit.


Jujur kebersamaan kami yang tidak seberapa sering itu sudah terasa berarti tentu saja.


Saat kami berbagi tawa, saat itulah rasa ada..


Di usia 26 dan masih melajang, sebenarnya kebutuhanku mencari pasangan bukan hanya untuk menikah.
Aku butuh partner...untuk berbagi kehidupan...
Karena menikah menurutku hanya sebuah simbol, bahwa kita sudah memiliki satu sama lain.
Dan menyangkut menikah semua jadi terasa rumit dan berbelit - belit.
Padahal simple yang aku mau, duduk dan bercerita ber jam - jam tanpa merasa saling terbebani
Bergenggaman tangan tanpa alasan.
Tertawa karena hal yang sama.
Berpelukan di saat sedang tidak ingin tertawa.
Dan itu hanya bisa dirasakan oleh dua orang, tidak melibatkan orang lain lagi, kecuali Tuhan yang telah menuliskan cerita.
Haruskah semua kenyamanan itu bertitle kan "pacaran" atau "menikah"??
Kurasa tidak...


Sayang tidak smua mempunyai pemikiran sama, hampir sebagian besar orang masih berpikir ala konvensional.


Saat saling suka, lalu jadian, lalu tahap selanjutnya terikat pernikahan.


Lucky them yang bs merasakan semua itu dengan normal.


Aku sudah cukup merasa beruntung saat ada orang yang bs cocok diajak bicara dan ternyata kekosongan hati tidak jadi luka yang menganga lagi.


Bs tidak cukup sampai disitu....menikmati kebersamaan tanpa batas.
Aku sudah cukup lelah berusaha.
Dengan semua batasan - batasan etika dan semua yang dianggap benar.
Yang diangggap benar buatku adalah saat aku merasa nyaman dengan orang itu dan bs saling mengerti, tidak lebih.
Se simple itu.


Pandangan orang sama sekali tidak berarti untukku.
yah sayangnya...sulit mencari yang satu pemikiran dengan ku.


Sudahlah, lelah...
Biarkan saja, kalau memang harus sendiri berarti Tuhan tahu aku masih bs sendiri...


Tapi jujur...aku butuh kebersamaan, denganmu pengisi hati :)


hepinezt